ANIMASI SITE PLAN - KTM CAHAYA BARU

December 28, 2008

TUGU PUSAT KTM CAHAYA MANDIRI

Baca seterusnya........

November 28, 2008

Datang Jadi Sopir Pulang Bawa Franchise

Tidak semua perjalanan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri berujung dengan penderitaan. Banyak juga kisah sukses mengenai pahlawan devisa ini di berbagai Negara.

Sepuluh tahun mencari Dollar di negeri Paman Sam benar-nbenar menjadibahan pembelajaran bagi seorang Ali Assegaf. Mamak begitu ia sering disapa datang sebagai TKI mandiri ke Amerika Serikat, seperti kebanyakan pendatang di sana.

Dia pun bekerja serabutan, mulai dari sopir, buruh pabrik, hingga pegawai restoran pernah dilakoninya. Dari pengalaman kerja inilah, ia mengenal banyak orang dari pelbagai kalangan, termasuk para pejabat Konsulat Republik Indonesia di Los Angeles Kemampuan melobi dan pergaulannya yang luas sehingga ia dipercaya menjadi tenaga profesional di Indonesia Tourism Centre (ITC) selama 5 tahun. ITC sendiri lembaga promosi pariwisata di bawah Departemen Pariwisata RI yang berkantor di Konsulat Jenderal RI Los Angeles, California.

Selain itu, ia sempat mengelola usaha tiket bersama istrinya yang berkebangsaan Filipina. Bahkan pada tahun 90-an ia terhitung orang Indonesia pertama yang membuka usaha penjualan tiket. Tak heran, mulai para pejabat Konjen RI hingga TKI yang mau pulang ke tanah air, menjadi pelanggannya.

Tahun 2002 Ali memutuskan untuk pindah ke Indonesia, ia telah mengantongi izin pendidikan bahasa Inggris dari amerika yaitu English Language School Center (ELC). Dengan izin itu kini ia bisa membuka dan memberikan izin bagi siapa saja yang akan membuka kursus bahasa Inggris dengan kurikulum standar Amerika.

Kini sehari-hari ia mengelola kursus ELC di kawasan Jakarta Selatan. Untuk menjaga kualitas pengajaran tak tanggung-tanggung ia merekrut ekspatriat dari Eropa dan Amerika .

Kegundahan melihat nasib TKI membuat ia tergugah untuk mengadakan pelatihan peningkatan karir bagi mereka. Ia berencana membuat tiga modul pelatihan TKI, yaitu pelatihan TKI untuk Penata Laksana Rumah Tangga (PRLT), pelatihan TKI untuk babbysitter, dan pelatihan TKI untuk terapi kesehatan.

Dengan digulirkannya program ini diharapkan nanti TKI yang dikirim ke luar negeri naik martabatnya dan tidak selamanya menjadi PRLT. Peningkatan jenjang karir TKI ini status mereka pun berubah dari TKI informal ketika babysitter, mereka sudah menjadi TKI formal.

(Rahmat Saepulloh/jpnn)

sumber : http://www.karir-up.com/2008/11/datang-jadi-sopir-pulang-bawa-franchise/

Baca seterusnya........

November 14, 2008

TRANSMIGRASI MASA LALU

Pembangunan transmigrasi masa lalu penting dikemukakan disini mengingat acapkali kesalahan sejarah itu terulang kembali. Sehingga agar tidak terjadi kesalahan yang sama, maka pembangunan transmigrasi yang berwawasan tertentu harus dipelajari.

Kalau kita lihat sejarah istilah transmigrasi pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno pada tahun 1927 dalam Harian Soeloeh Indonesia. Kemudian Egbert de Vries pakar berkebangsaan Belanda pada tahun 1934, selanjutnya Bung Hatta dalam Konferensi Ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1946.

Kemudian pada jaman pemerintahan Hindia Belanda kegiatan transmigrasi disebut kolonisasi, walaupun pada akhirnya Belanda juga mulai menggunakan istilah yang sering dikemukakan kedua tokoh founding father itu. Transmigrasi diartikan pada masa itu sebagai program pemindahan penduduk yang menyeberangi laut (trans), dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa. Dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pembangunan daerah-daerah di luar pulau Jawa.

Terlihat disitu bahwa pemerintah Indonesia menjelang kemerdekaan memutuskan untuk melanjutkan program tersebut dengan tujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia agar lebih kokoh lagi melalui berbauran antar etnis. Dan itu berlanjut sampai reformasi yang dimulai sejak tahun 1998.

DI ALAM KEMERDEKAAN

Yang menjadi landasan penyelenggaraan transmigrasi adalah langsung dari UUD-1945, kemudian dijabarkan dalam Keputusan Menteri, sehingga tujuan transmigrasi terkesan menjadi sangat luas. Kemudian pada tahun 1960 berhasil dirumuskan PERPU Nomor 29, tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Transmigrasi. Dalam PERPU tujuan penyelenggaraan transmigrasi dibatasi atau dipersempit pada hal-hal yang menyangkut: keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat dan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan jalan :

Membuka sumber-sumber alam dan mengusahakan tanah secara teratur;
Mengurangi tekanan penduduk di daerah-daerah padat penduduk dan mengisidaerah kosong atau tipis penduduk.

DI ERA REFORMASI DAN LIBERALISASI

Pada era reformasi dan liberalisasi bentuk pemerintahan berwujud menjadi otonomi daerah. Satu tahun menjelang era reformasi dan liberalisasi tersebut lahirlah Undang-Undang R.I. Nomor 15 Tahun 1997, tentang Ketransmigrasian.

Dalam undang-undang tersebut penyelenggaraan transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan kesejaheteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Tujuannya lebih disederhanakan agar daerah (otonomi) dapat mengembangkan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan itu hanya bingkai pembatas, di dalamnya harus berkembang sesuai kondisi masing-masing daerah. Kondisi yang beragam harus dilihat sebagai suatu hikmah. Tujuan ketahanan dan pertahanan tidak dimasukkan karena dianggap sudah terwakili dalam tujuan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan tidak akan popular di alam reformasi.

Dalam penyelenggaraan pembangunan transmigrasi, pasal mengenai kesatuan dan persatuan bangsa, tidak pernah terlewatkan. Artinya itulah yang menjadi esensi dari penyelenggaraan transmigarsi, karena kondisi negara dan bangsa yang masih bercerai-berai, yang memerlukan ikatan-ikatan atau perekat-perekat yang kuat dari lubuk hati yang dalam yang mampu mempersatukan kita sebagai bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

sumber : http://bto.sisfo.net/tentang/sejarah.php

Baca seterusnya........

October 22, 2008

Profile - H. SURIPNO SUMAS, SH, MH

Tanggal: 01 Jul 2008
Sumber: Menapak Jalan Berbukit

BursaTransmigrasi.net - Jakarta, Dari tukang parkir sampai menjadi Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjar Baru. ltu barangkali untuk menggambarkan simpulan perjalanan hidup H. Suripno Sumas, SH, MH. Sebelum mengenal lebih jauh, ada baiknya kita menelusuri masa kecilnya. Suripno Sumas dilahirkan di Sungai Tabuk, salah satu permukiman transmigrasi Riam Kanan II, Kalimantan Selatan, tanggal14 Februari 1950. Terlahir dari orang tua bernama Bapak Soedjoko Rais dan Ibu Hj. Masdiah. Gabungan nama Soedjoko Rais dan Masdiah inilah yang kemudian disingkat menjadi SUMAS. Singkatan nama ini yang digunakan sebagai tambahan nama khas anak-anak dari keluarga Bapak Soedjoko Rais dan Ibu Hj. Masdiah. Seperti Suripno Sumas, Suwarso Sumas (almarhum),dan si bungsu Sugiarto Sumas (Wakil Sekjen DPP PATR!). Suripno Sumas menyelesaikan SD/Sekolah Rakyat di Sungai Tabuk. Kemudian SMP dan SMA (SMA Negeri 2) di Banjarmasin yang berjarak 14 km dari Sungai Tabuk. Perjalanan ke sekolah ditempuh dengan naik sepeda. Untuk membantu meringankan beban biaya sekolah bagi kedua adiknya, Suripno sebagai anak pertama bekerja sebagai tukang parkir di lokasi Rumah Sakit Umum Ulin, Banjarmasin. Usaha ini dilakukan setiap sore, dan berlanjut hingga Suripno menjadi mahasiswa fakultas hukum di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin hingga tahun ke III. Setelah memperoleh gelar Sarjana Muda Hukum, Suripno mendaftarkan diri sebagai pegawai negeri sipil pada Departemen Perhubungan. Penugasan pertama adalah pada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLAJR) Kota Banjarmasin (1976). Setelah itu berturut-turut mengalami beberapa penugasan, diantaranya: sebagai Kepala Cabang Dinas LLAJR Kota Banjarmasin (1982-1989), sebagai Kepala Badan Kesbang Linmas Kota Banjar Baru (2001-2002), dan sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjar Baru (2002-2005). Pengalaman organisasi yang pernah dan sedang diikuti oleh H. Suripno Sumas, SH, MH di antaranya:1. Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Banjarmasin (1971-1974)2. Bendahara DPW Pemuda Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Selatan (1975­-1980)3. Ketua DPD AMPI Kota Banjarmasin (1987-1992)4. Ketua BAPPILU DPD Golkar Kota Banjarmasin (1992-1997)5. Ketua Himpunan Pengusaha MKGR Provinsi Kalimantan Selatan (1997-2003)6. Ketua Umum DPD PATRI Provinsi Kalimantan Selatan (periode 2004-2009)7. Ketua Harian Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Provinsi Kalimantan Selatan (2006-sekarang). Untuk melengkapi perkenalan kita dengan Suripno Sumas, ada baiknya ditulis di sini; bahwa tahun 2005 dia mengundurkan diri sebagai PNS. Hal ini dilakukan ketika Suripno mengikuti Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkadasung) Kota Banjarmasin, sebagai Wakil Walikota Banjarmasin (periode 2005 - 2010). Berdasarkan hasil penghitungan, ternyata Allah belum merestui, sehingga pasangan Suripno Sumas belum berhasil dalam Pilkada tersebut. Namun demikian, pengalaman ini sangat berharga dalam proses penguatan kapasitas diri dimasa mendatang. Dalam kehidupan keluarga, Suripno Sumas menikah dengan Hj. Masriah, yang saat ini menjadi guru di SD Negeri Pengambangan 5 Kota Banjarmasin. Dari pernikahan tersebut pasangan ini mendapatkan 3 orang putra, yaitu: Bobby Indrawan, SE; Deddy Sophian, SE, dan si bungsu Harry Wijaya yang masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat. Bagi yang ingin bersilaturahmi lebih lanjut kepada Suripno Sumas, bisa hadir di rumahnya yang juga menjadi Sekretariat DPD PATRI Kalimantan Selatan; yaitu di : Jalan Veteran Kompleks Perintis Indah No. 28, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
source : http://bto.sisfo.net/ss/artikel.php?aid=491

Baca seterusnya........

Petani Transmigrasi Berkebun Sawit: Berhajat Naik Haji ke Makkah Setiap Tahun

Tanggal: 19 Feb 2008
Sumber: Pemkab Rokan Hilir

BursaTransmigrasi.net - Bagansiapiapi, Riau,

SIAPA sangka pria berjenggot dengan raut muka penuh senyum, Maret mendatang menggenapi usianya 55 tahun hidup dalam keadaan berkecukupan. Sekilas pastilah orang-orang yang menatap sambil berlalu menyibak hidup Saimin hanya seorang petani biasa, kelas bawah dan tak ada apa-apanya. Eh tahunya, bapak empat anak itu tahun depan akan mewujudkan cita-citanya naik haji untuk kali pertama. Ia pun berhajat dalam hidupnya, setiap tahun naik haji.

Laporan Muryadi,
Bagansiapiapi
redaksi@riaupos.co.id

RUMAH huniannya memang tampak baru. Namun bekas-bekas bangunan transmigrasi tahun 1981 lalu masih sangat kentara. Lantai rumah yang masih utuh hanya di poles semen. Dinding rumah mungil yang sudah direnovasi itu juga masih dari papan. Bahkan atap pawon (dapur) juga masih terbuat dari rumbia. Namun tabungannya, setiap hari terus membengkak. Setiap bulan melonjak tajam, serta setiap tahunnya, 11 ton gabah kering parkir di beberapa kilang penggilingan padi nun terletak di ujung Blok B, Kepenghuluan Muktijaya, Kecamatan Rimbamelintang Kabupaten Rokan Hilir.

‘’Allah sudah memanggil. Tahun depan munggah kaji (naik haji) ujar Saimim dengan wajah sumringah didampingi beberapa anak dan cucu serta Ketua KTNA Rohil Alkahfi Sutikno saat melihat dari dekat geliat petani transmigrasi tulen di kawasan tersebut.

Saimin pada hakikatnya adalah seorang petani yang boleh jadi tidak ambil pusing dengan riak kehidupan diluar sana. Hari-hari Saimin dihabiskan di rumah, lahan usaha I dan lahan usaha II yang setia menemani dari awal ekspedisi pengiriman warga transmigrasi ke kawasan itu. Kini, Saimin yang sebenarnya masih tak menonjolkan pendapatan luar biasanya, merenda janji yang dicita-citakannya naik haji setiap tahun, bersama ahli baitnya.

‘’Dapat panggilan, syukur-syukur bisa setiap tahun,’’ aku Saimin polos.

Saimin adalah satu dari sekitar 600-an penduduk transmigrasi yang ada di Muktijaya. Bekal hidup yang hanya terlatih dan dibesarkan sebagai petani dari keluarga petani tak membuat hajat, cita-cita dan jalan hidupnya berubah. Kesempatan yang datang manis diraupnya tanpa mengenal lelah dan melupakan jerit tubuh yang semakin lansia. Hanya tekad, semangat dan pantang menyerah menjadikan harapannya subur, damai dan perlahan mulai nyata ada di depan mata.

Memiliki seperempat hektare lahan pekarangan, membuat Saimin bersama ratusan warga transmigrasi lainnya berhajat menjadikan sawit sebagai peneduh. Tiga seperempat Hektare Lahan Usaha II hingga tujuh tahun lalu juga digarapnya sebagai lahan pertanian padi plus. Serta satu hektare Lahan Usaha I masih setia ditanami padi, mampu menopang kebutuhan pangan, sandang, dan kesehariannya. Hingga tujuh tahun lalu, sindrom tanaman sawit menyeruak dan membelalakkan mata semua orang akan potensi yang abadi dan berkelanjutan.

‘’Sebagiannya malah belum tujuh tahun, ya mungkin sekitar satu hektare lah,’’ aku Saimin menyebut luas lahan usaha II yang kini dijadikan basis tanaman keras seperti sawit.

Saimin kini tinggal bersabar, sebab setiap jengkal lahan usaha II-nya memenuhi pundi-pundi tabungan hari tuanya. Ia juga cukup beruntung, karena satu hektare lahan usaha I yang hanya diperkenankan ditanami padi mampu memproduksi hingga 11 ton gabah kering kualitas unggul. meski pun terdengar berlebih, Saimin tetap saja mengaku ini semua rezki tuhan.

‘’Ini semua kan kebetulan. Juga karena ada Pak Kahfi yang nuntun,’’ imbuh Saimin menyebut peran serta KTNA yang kerap menyuguhi elemen modern guna meningkatkan produktifitas pertanian penduduk setempat.

Secara umum ia justru tidak kenal dengan alih fungsi lahan. Sebab setahunya, berhenti menanam padi adalah seperempat dari kematian hidup. Hanya saja, bila setiap tanam tidak ada hasilnya, itu juga sudah setengah dari kematian. Atas dasar apapun, semua orang ujar Saimim akan berputar kepala memikirkan langkah apa kelak yang dapat memenuhi keperluan hidup dan rumah tangganya.

Hari ini, ia merasa perubahan komoditas tanam dilahan usaha II-nya memang berdampak positif. Tidak hanya kepunyaannya, melainkan kepunyaan ratusan petani lain yang sama-sama mencecah kaki tinggal dihamparan Muktijaya. Meski awalnya hanya darah saja yang tidak keluar dari pori-pori tubuh yang mulai keriput dimakan waktu itu, semuanya sudah dirasakan.

‘’Akan wajar bila saat ini mereka menikmati perjalanan hidup dan yang lainnya juga akan segera menyusul. Meski alih fungsi lahan tak dapat dibendung, setidaknya dapat ditangkal bilamana produktifitas produksinya dapat didongkrak. Minimal setiap hektare untuk setiap tanam mampu menghasilkan 5,5 ton gabah kering,’’ sambung Alkahfi Sutikno, Ketua KTNA Rohil beberapa saat beranjak dari kediaman sejumlah warga eks transmigrasi di Muktijaya.

Namun yang terpenting, bagaimana upaya memaksimalisasi pendapatan dan memperkecil setiap resiko dari kegiatan usaha pertanian. Contoh nyata saja, untuk mendapatkan sertifikat berlabel saja terkadang masih sulit, sistem pertanian masih tradisional serta hadangan bencana seperti banjir, abrasi dan kemarau juga belum seutuhnya terpecahkan.***(my/pusdatintrans)


Source : BURSA TRANSMIGRASI ONLINE

Baca seterusnya........

Bandar Kerupuk yang Membumi

Haji Ellon namanya , sosoknya sederhana, bukan lulusan universitas, berbicara dengan bahasa apa adanya dengan logat sunda yang kental, sosoknya mencerminkan orang yang sarat dengan perjuangan hidup, saat ini beliau seorang wirausaha yang boleh dikatakan sukses, meniti bisnis diawali sebagai buruh disebuah industri kecil, berkeliling berjalan membawa dagangan kerupuk , kemudian merintis usaha berbekal ketekunan,keberanian, kerja keras, cucuran keringat, komitmen, kejujuran dan sampai sekarang menjadi pemilik perusahaan/ bandar besar industri pengolahan makanan (kerupuk) yang sukses.
saya berkenalan dengan beliau ketika sama-sama menjadi pembicara/nara sumber pada acara Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diwilayah Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Dalam acara tersebut beliau menjadi narasumber berkaitan dengan success story yang bersangkutan, beliau bercerita banyak mulai saat merintis usaha, kiat-kiat dengan berbagai cerita suka maupun dukanya dan yang menarik adalah motto beliau yang diterapkan dalam pengeloalan usaha hingga menjadi besar sampai saat ini , yaitu :
“Menabung…….. suka Ngutang ……….. dan Cepat bayar “
Motto inilah katanya yang menjadikan beliau menjadi pengusaha sukses, dengan azzet dan omzet penjualan ( konon produk krupuknya sudah menembus pasar Malaysia dan Brunai) yang luar biasa, sekaligus menjadi perenungan bagi diri saya, dikaitkan dengan fenomena bisnis dengan segala intrik yang berkembang pada saat ini.

Inti dari motto tersebut menurut pandangan saya adalah “kredibilitas dan kejujuran.”
Orang melaksanakan kegiatan bisnis apapun alasannya, tujuan satu yaitu mengumpulkan laba, akan tetapi dengan semakin berkembangnya bisnis saat ini, nilai-nilai tersebut semakin memudar, bisnis terkadang kehilangan etika, sikut sana-sini, hantam kromo, yang lebih parah lagi menginjak yang lemah, membuat mereka semakin papa, puritan dan termarginalkan, kemudian lambat laun bisnis akan menghalalkan segala cara.
Lantas apa yang terjadi, jika kondisi ini tidak dapat diperbaiki melalui proses kesadaran beretika dalam berbisnis ?
Yang terjadi adalah Tragedi kemanusian!
ya tragedi kemanusiaan, karena bisnis sulit dipisahkan dari kekuasaan!
Kredibilitas dan kejujuran adalah faktor utama yang harus dimilki seorang entrepreneur, kalau Bisnis Owner tidak bisa dipercaya dan jujur, tidak berpatok pada etika dan kebenaran, akan di bawa kemana arah perusahaan ? karena owner bisnis adalah pimpinan, pimpinan ibarat Nakhoda kapal, dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, semua arah, langkah dan strategi perusahaan ditentukan oleh pimpinan, pimpinan harus memiliki kejujuran. Roda bisnis harus di awali dalam kerangka mekanisme pasar yang jujur, penuh kode etik dan rasa kemanusian dengan mengedepankan etika, etika berkaitan dengan moral, moral identik dengan mental, sikap, tindakan dan prilaku, landasan etika tersebut dalam dunia bisnis, sering disebut : etika Bisnis.

Sekali lagi kejujuran ; sepenggal kata sederhana, kata itu selalu menggema, di rumah, disekolah, di tempat ibadah dan sering gaung kejujuran terlontar dari mulut ulama dan pejabat di negeri ini seakan telah menjadi doktrin, akan tetapi pada kenyataannya sulit dilakukan, oleh karena jaman sekarang lebih sulit mencari manusia yang jujur, ketimbang mencari manusia yang brilian sekaligus opurtunis
Haji Ellon menjadi entrepreneur sukses karena dapat mempertahankan kredibilitas dan kejujuran, kedisplinan dalam menabung, keberaniaan berhutang dengan perencanaan dan target yang terukur. Munculnya kesadaran dini tentang kewajiban membayar hutang secepatnya, serta dapat memelihara kepercayaan yang diamanatkan dari mitra maupun koleganya, bertahun-tahun relationship itu dibangun, dijaga , dipertahankan dan dipelihara, semua kesuksesan beliau sekarang ini adalah buah dari cucuran keringat, kerja keras, jawaban dari pengharapan, cita-cita serta do’a
Ternyata menjadi entrepreneur sukses tidak harus selalu sekolah tinggi di universitas terkenal, membaca buku-buku tebal kiat berbisnis, akan tetapi cukup dengan ketekunan, keberanian. Komitmen,, tempaan mekanisme pasar, kredibilitas dan kejujuran, baru faktor pendukungnya adalah kemampuan dengan didukung instuisi bisnis yang tajam untuk memberi inspirasi, menangkap peluang, berani menghadapi tantangan dan melihat masa depan dengan cemerlang

Motto Haji Ellon, motto yang sederhana, ……tidak utopis ……dan membumi.

(Rahmat Saepulloh)
Source : http://www.karir-up.com/2008/10/bandar-kerupuk-yang-membumi/

Baca seterusnya........

August 29, 2008

Malaysia Pulangkan Tenaga Kerja Asing

Pemerintah Malaysia berencana memulangkan hingga 500 ribu pekerja asing pada 2009. Langkah ini untuk meningkatkan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal. Pemerintah juga akan mendorong para majikan untuk menggunakan tenaga lokal.

Saat ini, sekurangnya ada 2,3 juta pekerja asing dari 11 juta tenaga kerja di Malaysia. Belum lagi dengan keberadaan tenaga kerja asing ilegal. Mereka bekerja di sejumlah sektor antara lain manufaktur, perkebunan, dan rumah tangga.

Sekjen Departemen Dalam Negeri, Raja Azahar Raja Abdul Manap yang dikutip harian Daily Star , Ahad (20/1) mengatakan pemerintah menargetkan pada 2009 hanya ada 1,8 juta tenaga kerja asing. Pada 2015 diharapkan hanya ada 1,5 juta tenaga asing yang ada di Malaysia. Namun para tenaga kerja asing di bidang konstruksi, manufaktur, dan perkebunan mungkin kurang terimbas rencana itu.

''Kami perlu menghilangkan ketergantungan pada pekerja asing dan meninjau kembali kebijakan mengenai tenaga kerja asing,'' katanya. Raja Azahar mengatakan selama ini pemerintah begitu longgar hingga mengizinkan para majikan membayarkan upah lebih murah untuk tenaga kerja asing. Namun kini, mereka harus berpaling ke tenaga kerja lokal dengan upah pantas sesuai penawaran dan permintaan.

Menurut Raja Azahar, pemerintah kini akan lebih ketat. Sebab selama ini pemerintah telah bertindak secara liberal. Ia menambahkan, pekerja asing yang berketerampilan akan diizinkan tinggal hingga sepuluh tahun. Kebijakan yang berbeda akan ditetapkan pada pekerja yang tak berketerampilan.

Para tenaga kerja asing tak berketerampilan yang telah tinggal lima tahun di Malaysia tak akan diperpanjang izinnya. Menurut kantor berita Associated Press , kebijakan ini akan mampu memangkas keberadaan tenaga kerja asing di Malaysia sebesar 200 ribu orang hingga tahun ini. Raja Azahar mengatakan tak ada batas waktu bagi tenaga kerja asing, yang menjadi pembantu rumah tangga. Namun ia menyatakan pemerintahan menetapkan persyaratan bagi para majikan, yaitu hanya yang berpenghasilan 5.000 ringgit atau 1.515 dolar AS sebulan yang bisa mempekerjakan pembantu.

Sumber : Buletin Integrasi

Baca seterusnya........
FEEDJIT Live Traffic Map FEEDJIT Live Traffic Feed FEEDJIT Recommended Reading

Blogspot Template by Isnaini Dot Com